GOTONG-ROYONG ALA WARGA PERUM DEPAG
saat melintasi jalan pantura Kendal-Semarang pasti terlihat gerbang sebuah perumahan yang bertuliskan Perum Depag IAIN, perumahan yang berada di sebelah timur RSUD Tugu Rejo, mungkin banyak orang yang mengira perumahan ini disediakan hanya khusus untuk orang-orang Depag yang menjadi tenaga pengajar di IAIN Walisongo semarang.
Perumahan Departemen Agama (Perum Depag) IAIN Walisongo adalah salah satu perumahan yang berada di kecamatan ngaliyan, perum depag yang tepat berada di Kelurahan Tambakaji sudah berada sejak tahun 1979. Perumahan ini didirikan atas inisiatif kerja sama antara Depag dan IAIN Walisongo Semarang yang pada awal pembangunannya didirikan untuk tenaga pengajar dosen dan pensiunan dosen yang mengabdi di IAIN Walisongo Semarang.
Padahal perumahan ini tidak hanya di tempati oleh para dosen IAIN Walisongo, banyak orang luar juga yang menempatinya. Seperti ketua RW di komplek perumahan ini,Rosikin. Sudah lebih dari 20 tahun ia menetap di perumahan ini sejak tahun 1982, ia bukanlah dosen ataupun pensiunan dosen IAIN Walisongo, ia seorang pensiunan kepolisian. Dan masih banyak warga selain dosen yang menetap dan membangun tempat tinggalnya di perum depag, hal ini mungkin dikarenakan tempatnya yang tidak jauh dari perkotaan dan berada di daerah perbukitan kecil yang nyaman.
Di komplek perumahan ini tidak hanya terdapat rumah dosen dan warga,banyak pula kost untuk mahasiswa, bahkan ada pula asrama mahasiswa IAIN Walisongo yang berada di perumahan ini. Oleh karena itu perumahan ini boleh disebut sebagai perumahan yang orang-orangnya sangat menerapkan tepaslira, di perumahan ini mahasiswa, dosen dan warga berbaur sering berinteraksi, hal seperti ini tak banyak terdapat pada setiap perumahan.
Dalam berinteraksi terilihat dari gotong royong seluruh warga dan mahasiswa yang menetap di perumahan untuk menyambut Dirgahayu kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-64, mereka bersama-sama mengerjakan kerja bakti membersihkan komplek perumahan ini. Waktu malam harinya pun mereka mengadakan acara tasyakuran dan tahlilan di setiap blok-blok yang beerda di komplek perumahan, kegiatan tersebut rutin dilakukan untuk menyambut hari kemerdekaan tanah air setiap tahun.
Kegiatan yang bersifat gotong royong ini tidak hanya dilakukan tiap tahun,akan tatapi sebulan sekali diadakan kegiatan kerja bakti membersihkan komplek perumahan. Para ibu PKK dan Posyandu komplek perumahan pun tiap bulannya mengadakan kumpulan. Dan saat bulan ramadhan tiba, mereka juga mengadakan pengajian umum yang diisi oleh para mahasiswa yang berada dikomplek perumahan.
Pada umumnya kebanyakan warga perumahan di kota-kota besar tidak banyak yang mau mengetahui dan mengenal warga lain, lebih banyak acuh tak acuh sesama warga perumahan. Bahkan seringkali tetangga di sebelah rumahnya sendiri pun mereka tidak mengenal, hal ini dikarenakan lebih tanggapnya mereka dengan pekerjaan mereka dari pada mengenal dan berbaur dengan tetangga-tetangga mereka. Sehingga tidak mengherankan dewasa ini banyak yang tidak mampu mengartikan makna gotong royong.
Perilaku bergotong royong merupakan landasan dalam pembangunan untuk kemajuan bangsa, dengan gotong royong kita berinteraksi dan berbaur dengan orang lain. Para warga perum depag mencoba untuk membangun kebersamaan antara tiap warganya, sehingga tidak terjadi kesalah pahaman persepsi antara warga. Terlebih lagi juga mencegah terjadinya disentegrasi antara warga perum dengan mahasiswa yang menetap di komplek perumahan tersebut.(J)
saat melintasi jalan pantura Kendal-Semarang pasti terlihat gerbang sebuah perumahan yang bertuliskan Perum Depag IAIN, perumahan yang berada di sebelah timur RSUD Tugu Rejo, mungkin banyak orang yang mengira perumahan ini disediakan hanya khusus untuk orang-orang Depag yang menjadi tenaga pengajar di IAIN Walisongo semarang.
Perumahan Departemen Agama (Perum Depag) IAIN Walisongo adalah salah satu perumahan yang berada di kecamatan ngaliyan, perum depag yang tepat berada di Kelurahan Tambakaji sudah berada sejak tahun 1979. Perumahan ini didirikan atas inisiatif kerja sama antara Depag dan IAIN Walisongo Semarang yang pada awal pembangunannya didirikan untuk tenaga pengajar dosen dan pensiunan dosen yang mengabdi di IAIN Walisongo Semarang.
Padahal perumahan ini tidak hanya di tempati oleh para dosen IAIN Walisongo, banyak orang luar juga yang menempatinya. Seperti ketua RW di komplek perumahan ini,Rosikin. Sudah lebih dari 20 tahun ia menetap di perumahan ini sejak tahun 1982, ia bukanlah dosen ataupun pensiunan dosen IAIN Walisongo, ia seorang pensiunan kepolisian. Dan masih banyak warga selain dosen yang menetap dan membangun tempat tinggalnya di perum depag, hal ini mungkin dikarenakan tempatnya yang tidak jauh dari perkotaan dan berada di daerah perbukitan kecil yang nyaman.
Di komplek perumahan ini tidak hanya terdapat rumah dosen dan warga,banyak pula kost untuk mahasiswa, bahkan ada pula asrama mahasiswa IAIN Walisongo yang berada di perumahan ini. Oleh karena itu perumahan ini boleh disebut sebagai perumahan yang orang-orangnya sangat menerapkan tepaslira, di perumahan ini mahasiswa, dosen dan warga berbaur sering berinteraksi, hal seperti ini tak banyak terdapat pada setiap perumahan.
Dalam berinteraksi terilihat dari gotong royong seluruh warga dan mahasiswa yang menetap di perumahan untuk menyambut Dirgahayu kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-64, mereka bersama-sama mengerjakan kerja bakti membersihkan komplek perumahan ini. Waktu malam harinya pun mereka mengadakan acara tasyakuran dan tahlilan di setiap blok-blok yang beerda di komplek perumahan, kegiatan tersebut rutin dilakukan untuk menyambut hari kemerdekaan tanah air setiap tahun.
Kegiatan yang bersifat gotong royong ini tidak hanya dilakukan tiap tahun,akan tatapi sebulan sekali diadakan kegiatan kerja bakti membersihkan komplek perumahan. Para ibu PKK dan Posyandu komplek perumahan pun tiap bulannya mengadakan kumpulan. Dan saat bulan ramadhan tiba, mereka juga mengadakan pengajian umum yang diisi oleh para mahasiswa yang berada dikomplek perumahan.
Pada umumnya kebanyakan warga perumahan di kota-kota besar tidak banyak yang mau mengetahui dan mengenal warga lain, lebih banyak acuh tak acuh sesama warga perumahan. Bahkan seringkali tetangga di sebelah rumahnya sendiri pun mereka tidak mengenal, hal ini dikarenakan lebih tanggapnya mereka dengan pekerjaan mereka dari pada mengenal dan berbaur dengan tetangga-tetangga mereka. Sehingga tidak mengherankan dewasa ini banyak yang tidak mampu mengartikan makna gotong royong.
Perilaku bergotong royong merupakan landasan dalam pembangunan untuk kemajuan bangsa, dengan gotong royong kita berinteraksi dan berbaur dengan orang lain. Para warga perum depag mencoba untuk membangun kebersamaan antara tiap warganya, sehingga tidak terjadi kesalah pahaman persepsi antara warga. Terlebih lagi juga mencegah terjadinya disentegrasi antara warga perum dengan mahasiswa yang menetap di komplek perumahan tersebut.(J)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar